Ingatlah lima perkara, sebelum datang lima perkara. Ingatlah akan sehat mu, sebelum datang sakit mu. Pergunakan waktu luang mu sebelum datangkesempitan, pergunakanlah masa muda mu sebelum datang saat tua mu,pergunakanlah masa kaya mu sebelum kemiskinan datang…dan manfat’atkan hidupmu sebelum kematian datang. .(Nabi Muhammad SAW)
Maha Suci Allah, yang menggenggam hidup kita, tak satupun makhluk yang menghuni jagat raya ini yang lepas dari pengamatan, pendengaran, penglihatan Dia, yang Maha Gagah lagi Maha Perkasa.
Sesungguhnya kita telah sering melalaikan tugas kita selaku seorang hamba kepada al Kholiq yakni‘ibadah. Betapa tidak, sangatlah sering kita menyia-nyiakan hidup yang hanya sekedar mampir ini, sangatlah sering kita menyia-nyiakan kesempatan yang berikan berupa kesempatan untuk merasakan kesehatan, menikmatan luangnya waktu, nindahnya masa muda, kesempatan memiliki harta, dan kesempatan menikmati hidup…kita bahkan jarang memikirkan bahwa kesempatan-kesempatan itu hanyalah sekedar mampir sebentar, dan tidaklah mustahil akan berubah menjadi sakit yang berkepanjangan, kesempitan yang menghimpit, masa tua renta yang terhinakan, kemiskinan yang menyesakkan dada, dan kematian yang berujung dengan penyesalan yang teramat panjang.
Maka orang yang sangat menjaga kesempatan ini adalah orang yang meyakini akan akhirnya suatu hidup, yang yakin akan ke fanaan makhluk, dan ketidak abadian insan yang selalu lemah dan tak berdaya melawan ketuaan, yang lemah tak berdaya melawan kefakiran, yang lemah tak berdaya melawan sakaratul maut, sehingga akan berusaha sekuat tenaga agar amanah berupa kesempatan-kesempatan itu terpelihara manfa’atnya.
Kita umumnya sering beranggapan bahwa hidup ini adalah segalanya, sehingga lupa akan hari akhir yang sangat akan menyita perhatian, yang akan berakhir dengan penyesalan yang panjang, bila kita tidak benar-benar mempersiapkan diri untuk berusaha agar hidup ini tidak sia-sia, bukankah hidup yang didambakan kita adalah hidup yang berkah di dunia dan berkah di akhirat? oleh sebab itu keyakinan yeng teguh dan keimanan yang istiqomah akan menjadi modal kita untuk berusaha mempersembahkan hidup yang terbaik dan tidak sia-sia.
Yang pertama kita harus berusaha agar keyakinan akan tidak pernah luntur barang setitikpun, keyakinan akan Dzat Nya, keyakinan akan sifat Nya, sehingga orang yang sudah memiliki tingkat keyakinan seperti ini akan selalu tampil dengan penuh tawadlu, rendah hati, tidak memandang remeh orang lain tidak hubbud dunya karohiyyatul mauut, cinta dunia dan takut mati, karena dia yakin akan balasan bagi orang yang senantiasa menjaga budi pekerti, dan akan senantiasa dicintai bagi orang yang selalu menjaga akhlaq dimanapun dia berada , ketika dia diamanhi harta , karena dia tidak mencintai dunia secara berlebihan maka dia akan qona’ah, tidak serakah dan selalu berbagi dengan sesama pada akhirnya dia akan Waro, berhati-hati terhadap sesuatu yang dianggapnya akan merusak keyakinannnya kepada , sehingga pada dirinya akan muncul perisai berupa syukur bila memperoleh apapun kenikmatan dan shabar bila mendapat apapun ujian .
Kedua, orang yang tidak akan sia-sia hidupnya adalah yang tidak ingin hidup ini berlalu begitu saja, sehingga seluruh desah nafas, setiap darah mengalir di nadi dan selama detak jantungnya masih berfungsi , dia akan berusaha agar beramal sholeh, menebar kasih sayang kepada sesama, menanam kebaikan bagi siapapun juga , dan berusaha untuk tidak menjadi beban, berusaha untuk tampil sebagai pemecah masalah bagi setiap persoalan yang ada, tidak malah menjadi sumber masalah….
Ketiga, bila keyakinan telah terpatri di dada kita, sehingga sebagai tumpuan, sebagai tujuan, dan syukur sebagai perisai dari kesombongan dan shabar sebagai pijakan dari keputusasaan, maka orang yang tidak akan menyia-nyiakan hidupnya adalah orang yang selalu bersemangat menyebar nasihat , berusaha mensyiarkan kebaikan dengan cara hikmah dan bijaksana . Bibir senantiasa berdzikir, lidah fasih berdakwah, lisan menyuarakan kebenaran dan berusaha menyampaikan yang haq dan mengajak semua orang berbuat yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran. Orang yang sisa hidupnya dipergunakan bagi sebanyak banyaknya umat, akan senantiasa bersemangat untuk bersaudara bagi siapa saja, bersemangat untuk solusi bagi setiap permasalahan, dan bersemangat untuk maju bersama-sama.
Sesungguhnyalah orang yang beriman yang senantiasa beramal shaleh, yang saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaranlah yang tidak rugi dan selalu mendapat tempat di sisi, dan akan menikmati jamuan Nya di akhirat kelak buah amal yang tidak sia-sia dan melalui hidupnya dengan penuh manfat’at bagi sebanyak-banyaknya umat, dan penuh kebaikan bagi sebanyak-banyaknya orang, penuh ketakutan akan tidak mashlahat hidupnya, penuh kekhawatiran jika amalnya berbuah penyesalan di akhirat kelak.
Semoga kita senantiasa terpelihara sebagai orang yang tidak melalaikan hidup ini, dan dicatat sebagai makhluk yang tidak tersia-siakan hidupnya di akhirat kelak akibat dari amal yang sia-sia dan tidak bermanfa’at. Amin. (khutbah Jum’at #adhycimahi2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar