Minggu, 30 Oktober 2016

KECERDASAN MAJEMUK/MULTIPLE INTELLIGENCIES DALAM DUNIA ANAK


Teori tentang Kecerdasan Majemuk ini bergema sangat kuat di kalangan pendidik karena menawarkan model untuk bertindak sesuai dengan keyakinan bahwa semua anak memiliki kelebihan. Garner dalam bukunya yang berjudul Frames of Mind: Teori Multiple Intelegences tahun 1983 mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan untuk memecahkan suatu masalah suatu menciptakan suatu (produk) yang bernilai dalam suatu budaya. Pada mulanya Howard Gardner menyatakan ada tujuh jenis kecerdasan.
  1. Kecerdasan Bahasa atau linguistik: terdiri dari kemampuan untuk berfikir dalam kata-kata, dan meggunakan bahasa untuk mengungkapkan dan mengapresiasi makna yang komplek. Pekerjaan yang sesuai bidang ini: penulis, penyair, jurnalis, pembicara,penyiar warta berita dll.
  2. Kecerdasan Logika matematika: kemampuan untuk menghitung, mengukur, mempertimbangkan dalil atau rumus, hipotesis dan menyelesaikan operasi matematik yang kompleks. Ilmuan, ahli matematika, akuntan, ahli mesin dan programmer computer, semua menunjukkan kecerdasan matematik yang kuat.
  3. Kecerdasan Intrapersonal: merujuk pada kemampuan untuk membangun anggapan yang tepat pada seseorang dan untuk menggunakan sejenis pengetahuan dalam merencakan dan mengarahkan hidup seseorang. Beberapa orang yang menunjukkan kecerdasan ini adalah teolog, psikolog, filsuf.
  4. Kecerdasan interpersonal: kemampuan untuk memahami orang dan membina hubungan yang efektif dengan orang lain. Kecerdasan ini ditunjukkan oleh guru, para pekerja sosial, actor, atau politisi.
  5. Kecerdasan Musik atau musikal: kepekaan terhadap titinadamelodiirama dan nada.Orang yang menunjukan kecerdasan ini adalah komposerdirigenmusisikrtikus, pengarang musik, bahkan pendengar musik.
  6. Kecerdasan Visual dan Kecerdasan Spasial: kemampuan untuk mengindera dunia secara akurat dan menciptakan kembali atau mengubah aspek-aspek dunia tersebut.Kecerdasan ini seperti yang tampak pada keahlian pelautpilotpemahatpelukis dan arsitek.
  7. Kecerdasan kinestetik: kemampuan untuk menggunakan tubuh dengan trampil dan memegang objek dengan cakap Kecerdasan ini ditunjukkan oleh para atletpenari,ahli bedahmasyarakat pengrajin.
Kemudian sesuai dengan perkembangan penelitiannya, pada tahun 1990-an, Howard Gardner memasukkan kecerdasan yang ke delapan yaitu kecerdasan alamiah(naturalis).
8. Kecerdasan Alam atau Kecerdasan Naturalis: kemampuan untuk mengenali dan mengklasifikasi aneka spesies, tumbuhan atau flora dan hewan fauna, dalam lingkungan. AhliBiologi, pecinta alam, penjelajah alam.dll.
Menurut Howard Gardner, semua orang unik dan semua orang memiliki caranya sendiri untuk memberikan kontribusinya bagi budaya dalam sebuah masyarakat.Dalam penelitiannya tentang kapasitas(kemampuan) manusia, ia menetapkan kriteria yang mana kriteria tersebut mengukur apakah bakat seseorang benar-benar merupakan kecerdasan. Setiap kecerdasan pastinya memliki ciri-ciri perkembangan, dapat diamati bahkan dalam kasus khusus seperti sebuah kejadian ajaib pada penderita idiot atauautis savant, mereka semua membuktikan adanya pemusatan pada otak dan menciptakan sebuah rangkaian simbol dan notasi. Howard Gardner menyatakan bahwa setiap orang memiliki semua komponen (spectrum) kecerdasan, memiliki sejumlah kecerdasan yang tergabung yang kemudian secara personal menggunakannya dalam cara yang khusus. Howard Gardner telah memecahkan teori tradisional tentang kecerdasan yang telah melekat menjadi dua keyakinan dasar masyarakat, bahwa kemampuan seseorang adalah sebuah kesatuan dan bahwa semua individu cukup digambarkan dengan sebuah kecerdasan tunggal yang dapat diukur. Howard Gardner menilai teori ini berfokus secara berlebihan pada kecerdasan linguistik dan matematik sehingga menghambat pentingnya mengetahui tentang bentuk kecerdasan yang lain.Banyak siswa yang gagal menunjukkan prestasi akademiknya dikategorikan dalam penghargaan yang rendah atau low esteem dan kemampuan mereka(yang sebenarnya) menjadi tidak terlihat/muncul/terjadi dan hilang dari sekolah dan bahkan dari masyarakat secara luas.
Howard Gardner melihat kecerdasan sieseorang dalam sebuah nilai dan tes yang terstandard, ia mendefinisikan kecerdasan sebagai:
  1. Kemapuan seseorang untuk menyelesaikan masalah yang ditemukan dalam kehidupan nyata.
  2. Kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk diselesaikan.
  3. Kemampuan untuk menghasilkan sesuatu (produk) aau menawarkan sebuah pelayanan yang dihasilkan dari kebudayaannya
Sumber: Wikipedia.com

ANALISIS KONTEK SMP NEGERI 1 CIPONGKOR BANDUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2015/2016


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kondisi ideal sekolah menurut Standar Nasional Pendidikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005, yang meliputi delapan ( 8 ) standar, yaitu ; 1. Standar Isi, 2. Standar Kompetensi Lulusan, 3 Standar Proses, 4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 5. Standar Pengelolaan, 6. Standar Sarana, 7. Standar Pembiayaan dan 8. Standar Penilaian.
Dari delapan standar Nasional Pendidikan sekolah berusaha dengan sekuat tenaga untuk dapat memenuhinya. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkait dengan kriteria minimal tentang ruang belajar,berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perecanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/ kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahu.
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.Tetapi kondisi riil sekolah sangat erat hubungannya dengan keuangan yang hanya tergantung dari dana sumbangan orang tua siswa, sementara siswa SMPN 1 Cipongkor tidak banyak dan kemampuan ekonomi orang tuanya kebanyakan menengah ke bawah, maka sangat sulit untuk mencapai kondisi ideal, terutama untuk standar Sarana. Upaya yang dilakukan sekolah agar dapat mencapai kondisi ideal adalah selalu berusaha meningkatkan kualitas pelayanan kepada peserta didik, sehingga melalu pelayanan yang baik diharapkan menjadi media promosi yang efektif dan menyebabkan SMPN 1 Cipongkor menjadi sekolah pilihan masyarakat di Bandung Barat dan sekitarnya. Dengan jumlah siswa yang banyak dan ekonomi rendah ke menengah berkecukupan, maka upaya mencapai delapan standar Nasional pendidikan dapat tercapai.


B. Dasar Kebijakan
Dasar kebijakan penyusunan laporan hasil analisis konteks adalah:
1.    Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2.    Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
3.    Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Wewenang antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota;
4.    Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang PembiayaanPendidikan;
5.    Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi;
6.    Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetisi Lulusan;
7.    Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006;
8.    Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 6 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006;
9.    Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah;
10.     Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru;
11.     Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan;
12.     Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian;
13.     Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Standar Proses;
14.     Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Kualifikasi dan Kompetensi Konselor;
15.     Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan;
16.     Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar Biaya;
17.     Panduan Penyusunan KTSP yang dikembangkan oleh BSNP Tahun 2006.

C. Tujuan dan manfaat
Tujuan pembuatan laporan hasil analisis konteks adalah ;
1. Mengetahui sejauh mana pencapaian sekolah dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Standar nasional Pendidikan
2. Menguraikan kondisi riil sekolah dalam upaya mencapai 8 (delapan) standar nasional pendidikan
3. Menyampaikan informasi kepada yang terkait untuk mengambil kebijakan kepada SMPN 1 Cipongkor.

Manfaat dari laporan hasil anlisis konteks adalah sebagai salah satu bahan pertimbangan Tim Pengembang Kurikulum (TPK) SMPN 1 Cipongkor untuk menyusun dokumen 1 Kurikulum SMPN 1 Cipongkor Tahun Pelajaran 2016/2017.


BAB II
ANALISIS STANDAR KONTEKS

A.    Analisis Standar Nasional Pendidikan

1.      Analisis Standar Isi

KOMPONEN
DESKRIPSI
KONDISI IDEAL
KONDISI RIIL
RENCANA TINDAK LANJUT
1.Kerangka Dasar Kurikulum
1.      Kelompok mata pelajaran
·  Membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia
Melakukan kebiasaaan doa untuk memulai belajar (pagi) dan sesudah proses pembelajaran,Sholat jama’ah,Kultum siswa, mengadakan perayaan HBI,Doa bersama,Sholat lail,pemberantasan buta baca Al-Qur’an
 Melaksanakan secara rutin

a.    Agama dan akhlak mulia
·  Peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara serta peningkatan kualitas diri sebagai manusia.











Lebih mengefektifkan pembimbingan tadarus Al-Qur’an tiap hari sebelum dimulai KBM + 10 menit
KOMPONEN
DESKRIPSI
KONDISI IDEAL
KONDISI RIIL
RENCANA TINDAK LANJUT












































b.    Kewarganegaraan dan budi pekerti

Kembangkan solidaritas dengan mengikuti kegiatan kemasyarakatan diantaranya : melakukan kegiatan sosial, bakti sosial, upacara peringatan hari besar kenegaraan.
· Mengefektifkan 3S(Senyum Salam,Sapa)




Pelaksanaan perlu secara konsisten






KOMPONEN
DESKRIPSI
KONDISI IDEAL
KONDISI RIIL
RENCANA TINDAK LANJUT












·  Memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatis dan mandiri.
Menerapkan diskusi kelompok dalam pembelajaran
Mengefektifkan pemanfaatn perpustakaan, internet sebagai sumber belajar siswa serta menambah buku-buku pegangan siswa 

c. Ilmu pengetahuan dan teknologi

Penyediaan buku-buku sebagai sumber belajar  diperpustakaan dan pemanfaatan internet belum efektif.



·  Meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni.

Memperbanyak kelompok-kelompok belajar




Membentuk kelompok paduan suara yang lebih solid



Memanfaatkan limbah menjadi suatu barang yang bernilai seni
Mengaktifkan serta membentuk grup karawitan siswa/guru



Latihan olah vokal, tetapi belum tampak grup yang solid, unjuk kemampuan masih pada momen-momen PSB.




KOMPONEN
DESKRIPSI
KONDISI IDEAL
KONDISI RIIL
RENCANA TINDAK LANJUT






d.        Estetika

Seni tradisional karawitan belum dapat berjalan dengan efektif




Pemilihan bakat tidak berdasar atas talent skouting,sehingga belum jelas bakat yang sebenarnya dari siswa 




Masih banyak siswa yang tidak memiliki bakat/minat tertentu




Pemberian kesempatan kepada siswa/siswi pada minat yang diinginkannya



·  Meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin kerja sama dan hidup sehat.

Pemilihan bakat/minat berdasar atas angket dan talent scouting




Diarahkan pada kegiatan-kegiatan ketrampilan tertentu


a.  Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya




.
Pembinaan logika berpikir (proses teori)

KOMPONEN
DESKRIPSI
KONDISI IDEAL
KONDISI RIIL
RENCANA TINDAK LANJUT








b. Beragam dan terpadu
Praktek (kegiatan keorganisasian)
Analisa minat peserta didik.




Psikotes


c.  Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Terbuka akan perkembangan teknologi




Sesuai dengan kondisi fasilitas yang ada


e.    Jasmani, olahraga dan kesehatan
d. Relevan dengan kebutuhan hidup
Ya
Kegiatan apresiasi


e.  Menyeluruh dan berkesinambungan




f.  Belajar sepanjang hayat
Ya
Pemanfaatan alat teknologi.


g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah




Mengacu pada tujuan pendidikan pada umumnya
Peningkatan daya dukung
KOMPONEN
DESKRIPSI
KONDISI IDEAL
KONDISI RIIL
RENCANA TINDAK LANJUT






2.      Prinsip pengembangan kurikulum


Pemahaman tujuan pendidikan.

3.       
KTSP dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta  panduan penyusunan KTSP yang disusun oleh BSNP
Dalam pengembangan KTSP belum memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum terutama prinsip   perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
Dilakukan review  dokumen KTSP sehingga memenuhi setiap prinsip pengembangan kurikulum khususnya prinsip   perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya

3. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum
a.     Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya.
a. Peserta didik belum maksimal mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.
a.  Peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan


b. Penegakkan kelima pilar belajar dalam pelaksanaan kurikulum belum maksimal






KOMPONEN
DESKRIPSI
KONDISI IDEAL
KONDISI RIIL
RENCANA TINDAK LANJUT







b.     Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar

b.   Perlu peningkatan pelaksanaan lima pilar belajar yaitu



(a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,



(b) belajar untuk memahami dan menghayati,



(c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,



 (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan

























KOMPONEN
DESKRIPSI
KONDISI IDEAL
KONDISI RIIL
RENCANA TINDAK LANJUT



























(e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, inovatif kreatif, efektif, gembira dan menyenangkan.

c.    Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang maksimal sesuai dengan kondisi peserta didik
c. Pelaksanaan kurikulum masih klasikal dan belum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang maksimal sesuai dengan kondisi peserta didik
c.   Pelayanan terhadap peserta didik  sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi kemandirian,penguatan akhlak, dan jiwa sosial,










KOMPONEN
DESKRIPSI
KONDISI IDEAL
KONDISI RIIL
RENCANA TINDAK LANJUT














d.Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik dalam suasana yang formal


d.    Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik dalam suasana yang kondusif

d.  Perlu ditingkatkan hubungan antara peserta didik danm pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan).














KOMPONEN
DESKRIPSI
KONDISI IDEAL
KONDISI RIIL
RENCANA TINDAK LANJUT

















e.     Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan dengan memperhatikan perkembangan yang berkiblat pada era globalisasi dengan mendekatan yang berbasis pada perkembangan teknologi dan berbasis pada alam sekitar
e. Pelaksanakan kurikulum belum maksimal menggunakan pendekatan dengan memperhatikan perkembangan yang berkiblat pada era globalisasi dengan pendekatan yang berbasis pada perkembangan teknologi dan berbasis pada alam sekitar
e.   Pendekatan perlu ditingkatkan dalam hal pendekatan terhadap peserta didik adalah pendekatan yang multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.

f.Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi yang sesuai dengan kultur budaya di lingkungan sekolah



g.  Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran
f.  Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi yang sesuai dengan kultur budaya di lingkungan sekolah
f.    –


g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran







g.   -
KOMPONEN
DESKRIPSI
KONDISI IDEAL
KONDISI RIIL
RENCANA TINDAK LANJUT









a. Terdiri atas 10 mata pelajaran, 2muatan lokal, dan 10 pengembangan diri
a.       Terdiri atas 10 mata pelajaran, muatan lokal bahasa Sunda, dan pengembangan diri



b.      Alokasi waktu satu jam pelajaran adalah 45 menit



c.       Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 46 minggu

































KOMPONEN
DESKRIPSI
KONDISI IDEAL
KONDISI RIIL
RENCANA TINDAK LANJUT
2. Struktur Kurikulum

































































1. Kurikulum kelas VII, VIII, IX
b.   Alokasi waktu satu jam pelajaran adalah 40 menit

Hari Sabtu lebih dimanfaatkan untuk kegiatan Pengembangan Diri Ekstrakurikuler Seni,Olahraga Prestasi dan Imtaq
c.    Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 46 – 47  minggu

Diadakan Workshop untuk penguatan pelaksanaan program pembelajaran.
a.    terdiri atas 10 mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri


b.   Alokasi waktu satu jam pelajaran adalah 40 menit


c.    Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 46 – 47 minggu



b.    Alokasi waktu satu jam pelajaran adalah 40 menit
Dipertahankan

c.     Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 46 minggu

Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu adalah 34 s.d. 40  jam pembelajaran
Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu adalah 34-40  jam pembelajaran

Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik pada maksimum 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.


Kegiatan : Minggu efektif  belajar, Jeda tengah semester, Jeda antarsemester, Libur akhir tahun pelajaran, Hari libur keagamaan, Hari libur umum/nasional, Hari libur khusus, Kegiatan khusus sekolah/madrasah
Dibuat berdasarkan atas Kalender Pendidikan dari Disdikpora Provinsi Jawa


3. Beban Belajar
1.    Jumlah Jam pelajaran Setiap minggu
a.    Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli dan berakhir pada bulan juni tahun berikutnya
a.     Permulaan tahun pelajaran adalah tanggal 16 Juli dan berakhir pada bulan 30 juni tahun berikutnya

2.    Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik
b.   Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama, Kepala Daerah tingkat kab/kota, dan/atau organisasi penyelenggara dapat menetapkan hari libur khusus
b.    Hari libur sekolah mengikuti ketentuan dari pemerintah pusat/pemerintah daerah , dan sekolah  menetapkan hari tidak efektif untuk KBM/ insidental Sekolah

4.Kalender Pendidikan
3.    Alokasi Waktu
c.    Pemerintah Pusat/Provinsi/kabupaten/kota dapat menetapkan hari libur serentak untuk satuan-satuan pendidikan
c.    Kalender pendidikan disusun oleh sekolah berdasarkan alokasi waktu pada SI dengan memperhatikan ketentuan pemerintah/pemerintah daerah

4.   Penetapan Kalender Pendidikan
d.   Kalender pendidikan disusun oleh sekolah berdasarkan alokasi waktu pada SI dengan memperhatikan ketentuan pemerintah/pemerintah daerah













2.      Analisis Standar Kompetensi Lulusan

No

SKL SATUAN PENDIDIKAN
SKL KELOMPOK MAPEL
SKL KELOMPOK MAPEL

KET.
1



Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja
·     Agama dan Akhlak Mulia
·    Pend. Agama
·    PKn

2
Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya

·     Agama dan Akhlak Mulia
·    PKn
·    Pend. Agama

3
Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya

·     5 kelompok mapel
·    Semua Mapel

4
Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial
·     Iptek
·    Sejarah
·    Ekonomi
·    Geografi

5
Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global
·     Agama dan Akhlak Mulia
·     Kewraganegaraan dan Kepribadian
·     Iptek
·    Agama
·    PKn


6
Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif
·     Iptek
·    Semua mapel Iptek

7
Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan
·     Iptek
·    Semua mapel Iptek

8
Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri
·     5 kelompok mapel
·    Semua mapel

9
Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik
·     5 kelompok mapel
·    Semua mapel

10
Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah  kompleks
·     Iptek
·    Semua mapel iptek

11
Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan social
·     Iptek
·    Semua mapel iptek

12
Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab
·     Agama dan Akhlak Mulia
·     Iptek
·     Kewarganegaraan dan Kepribadian
·    Pend. Agama
·    Semua mapel iptek
·    PKn

13
Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
·     Kewarganegaraan dan Kepribadian
·    PKn

14
Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya
·     Estetika
·    Seni budaya

15
Mengapresiasi karya seni dan budaya
·     Estetika
·    Seni budaya

16
Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok
·     Estetika
·     Iptek
·    Seni budaya
·    Ketrampilan

17
Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan
·     Penjasorkes
·    Penjasorkes

18
Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun
·     Iptek
·    Bahasa Indonesia
·    Bahasa  Inggris
·    Mulok B. Sunda

19
Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat
·     Kewarganegaraan dan Kepribadian
·     Iptek
·    PKn
·    Sosiologi

20
Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain
·     Agama dan Akhlak Mulia
·     Iptek
·     Kewarganegaraan dan Kepribadian
·    Pend. Agama
·    PKn

21
Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis
·     Iptek
·     Estetika
·    Bahasa Indonesia
·    Bahasa Asing
·    Mulok B. Sunda
·    Seni budaya

22
Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris
·     Iptek
·    Bahasa Indonesia
·    Bahasa Asing
·    Mulok B. Sunda

23
Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan tinggi
·     Iptek
·    Semua mapel iptek








3.      Analisis Standar Proses
NO
KOMPONEN
KONDISI IDEAL
KONDISI RIIL
TINDAK LANJUT
I
PERENCANAAN

A.   Silabus
Pada Silabus harus memuat:
1.   Identitas mata pelajaran ,SK KD, Kegiatan Pembelajaran, Indikator ketercapaian, Penilaian, Alokasi Waktu, Sumber/Bahan/Alat.
2.    Penyusunan silabus berdasarakan hasil pemetaan Standar Isi.
Dalam pengembangan silabus guru sudah melakukan analisis SK-KD, tetapi belum menyeluruh.
Dalam penyusunan silabus guru sudah menyusun silabus  secara mandiri  tetapi belum menyeluruh
Diprogramkan bimbingan dan pendampingan teknik membuat silabus mulai dari analisis SI sehingga seluruh guru dapat menyusun silabus secara mandiri sesuai karakteristik satuan pendidikan
B.   RPP
1.    RPP memuat: Identitas MP,  SK, KD Indiator Pencapaian, tujuan, Alokasi Waktu , Metode Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Penilaian belajar, dan  sumber belajar.
2.    Pada tahapan kegiatan pembelajaran terdiri dari tahapan: pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.
3.    Mengacu pada prinsip-prinsip penyusunan RPP.
Masih ada beberapa guru menyusun RPP tidak melampirkan instrumen penilaian dan atau soal yang tercantum belum RPP tidak relevan tujuan pada RPP.
Diadakan pendampingan dan bimbingan pembuatan RPP, sehingga RPP yang dibuat guru sesuai standar
II
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

A.    Persyaratan Pelaksanaan




§  Rombongan Belajar

Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan be­lajar adalah 32 peserta didik.
Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan be­lajar adalah 10-22 peserta didik.
Perlu meningkatkan jejaring untuk memenuhi standar, kelas setiap rombel  32 peserta didik

§  Beban kerja minimal guru
beban kerja guru sekurang-kurang nya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu
90 % beban kerja guru mencapai 24 jam tatap muka dengan memenuhi di sekolah lain
Mendorong guru untuk mememenuhi 24 jam dari sekolah lain

§  Buku teks pelajaran
rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1 : 1 per mata pelajaran;
Rasio buku tek pelajaran untuk peserta didik belum mencapai perbandingan 1 : 3
 Mengajukan kebutuhan buku pegangan siswa dalam RAPBS

§  Pengelolaan kelas
-   guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan keputusan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran









-   pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran

-   Sebagian besar dapat guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan keputusan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran





-   Sebagian besar guru menyampaikan silabus mata pelajaran pada tiap awal semester

-   Guru yang belum dapat menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan keputusan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran perlu pembinaan dan pelatihan pengelolaan dan manajemen kelas melalui forum MGMP
-   Perlu pengecekan oleh waka kurikulum/  pengajatran pada guru agar guru menyampaikan silabus mata pelajaran pada tiap awal semester


B.     Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
§   Pendahuluan
-     Penyampaian tujuan
-     Motivasi
§   Kegiatan inti
-     eksplorasi
-     elaborasi
-     konfirmasi
§   Penutup
-     Rangkuman
-     Penialaian/refleksi
-     Umpan balik
-     Tugas
Masih ada  guru  melaksanakan pembelajaran belum sesuai dengan RPP, dalam kegiatan inti pembelajaran masih menggunakan form lama.
Dalam kegiatan pembelajaran guru wajib membawa RPP sebagai kontrol dalam pelaksanaan pembelajaran dan perlu mengoptimalkan MGMP untuk peningkatan kualitas proses pembelajaran.
Perlu ada workshop untuk penyusunan RPP sesuai dengan format yang sudah sesuai dengan format baku yang ditetapkan
III
PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
§  Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai hahan penyusunan laporan kema­juan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.
Hasil penilaian pembelajaran tidak dilakukan analisis sebagai bahan acuan dalam program perbaikan proses pembelajaran bagi guru.
Setiap guru diwajibkan untuk melakukan analisis hasil ulangan harian dan analisis butir soal serta implementasi dalam tugas penilaian oleh guru
IV
PENGAWASAN PROSES PEMBELAJARAN
1.  Pemantauan
a.       Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada ta­hap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.
b.      Pemantauan dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawan­cara, dan dokumentasi.

c.        Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan
Pemantauan dilaksanakan oleh Kepala Sekolah dan Kurikulumn dengan pengumpulan dan penandatangan perangkat pembelajaran pada awal semester
Pemantauan dilaksanakan dengan cara diskusi, wawancara, dan dokumentasi.
Pemantauan dilaksanakan oleh kepala sekolah dan pengawas satuan pendidikan
Peningkatan kerjasama antara sekolah dengan Pengawas Satuan dalam melaksanakan pemantauan proses pembelajaran pada saat awal semester

 Peningkatan frekuensi pemantauan
oleh pengawas pendidikan.


2. Supervisi
a. Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pem­belajaran.
b. Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi.

c. Kegiatan supervisi dilakukan oleh kepala dan penga­was satuan pendidikan.

Supervisi proses dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Tim Supervisi minimal satu kali setiap semester
Supervisi pembelajaran dilakukan dengan diskusi, dan konsultasi
Kegiatan supervisi dilakukan oleh kepala sekolah / guru senior dan pengawas satuan pendidikan
Pengawas perlu melaksanakan supervisi secara berkala dan dapat memberi contoh pembelajaran yang efektif bagi guru
Perlu pemberian contoh oleh guru sejenis atau kepala sekolah
Perlu peningkatan frekuensi supervisi dari  pengawas satuan pendidikan


3. Evaluasi
    a.    Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk me­nentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.


     b.  Evaluasi proses pembelajaran de­ngan cara:
1)      membandingkan proses pembelajaran yang dilak­sanakan guru dengan standar proses,
2)    mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pem­belajaran sesuai dengan kompetensi guru.


Evaluasi proses pembelajaran dilaksanakan setiap semester satu kali dalam bentuk rapat koordinasi Kepala Sekolah   dengan menggunakan pedoman standar proses
Belum semua guru melakukan Evaluasi proses pembelajaran dilakukan dengan cara membandingkan proses yang dilakukan guru dengan standar
Kinerja Guru yang belum sesuai standar dapat dilakukan supervisi klinis agar guru dapat mengatasi permasalahan pembelajaran


Mewajibkan semua guru untuk melaksanakn evaluasi proses sesuai standar.


4. Pelaporan
Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran dilaporkan kepada pemangku ke­pentingan.
Pelaporan dilaksanakan oleh Pengajaran kepada Kepala Sekolah
Perlaporan Hasil Supervisi pembelajaran perlu disampaikan kepada pengawas untuk pembinaan guru dan satuan pendidikan





5. Tindak lanjut
       a.   Penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar.
       b.   Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar.
       c.   Guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/pe­nataran Iebih lanjut.

Satuan Pendidikan belum memberikan penghargaan kepada guru yang telah memenuhi standar dan belum melakukan pembinaan optimal bagi guru yang belum memenuhi standar

Perlu reward dan punisment bagi guru yang telah memenuhi standar dan yang belum memenuhi standar





4.      Analisis Standar Pengelolaan
No
Kriteria setiap Komponen
Kesesuaian dengan Kriteria
Analisis Penyesuaian/ Pemenuhan
Alokasi Program
Ya
Tidak
1
2
I
KEPALA SEKOLAH






1
Kualifikasi minimal
V





2
Usia Maksimal
V





3
Pengalaman mengajar minimal
V





4
Pangkat minimal
V





5
Status Guru (Guru SMA)
V





6
Kepemilikan sertifikat pendidik
V





7
Kepemilikan sertifikat kepala sekolah
V





8
Kompetensi kepribadian
V





9
Kompetensi manajerial
V





10
Kompetensi kewirausahaan
V





11
Kompetensi supervisi
V





12
Kompetensi sosial
V




II
WAKIL KEPALA SEKOLAH






1
Jumlah minimal
V





2
Kriteria pengangkatan wakasek
V





3
Kemampuan dan keterampilan yang dimiliki:






Wakasek Bidang Kurikulum






a.  kemampuan memimpin
V





b.  kepemilikan keterampilan teknis
V





c.  kemitraan dan kerjasama
V





Wakasek Bidang Kesiswaan






a.  kemampuan memimpin
V





b.  kepemilikan keterampilan teknis
V





c.  kemitraan dan kerjasama
V





Wakasek Bidang Ssarana Prasarana






a.  kemampuan memimpin
V





b.  kepemilikan keterampilan teknis
V





c.  kemitraan dan kerjasama
V





Wakasek Bidang Humas






a.  kemampuan memimpin
V





b.  kepemilikan keterampilan teknis
V





c.  kemitraan dan kerjasama
V





Wakasek Bidang Ismuba






a.      Kemampuan memimpin
V





b.    Kepemilikan ketrampilan teknis
V





c.    Kemitraan dan Kerjasama
V





5.         Analisis Standar Penilaian
NO
KOMPONEN
KONDISI IDEAL
KONDISI RIIL
KESENJANGAN
RENCANA
TINDAK LANJUT

1



Prinsip penilaian
(sahih, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh dan berkesinambungan, sistematis, beracuan kriteria, dan akuntabel)

Semua RPP mencantumkan kegiatan dan program penilaian

RPP yang mencantumkan kegiatan dan program penilaian sekitar 67 %

Sekitar 33 % RPP belum mencantum-kan kegiatan dan program penilaian

Kepala Sekolah melakukan supervisi dengan cara berdiskusi dan memberi contoh kepada guru-guru yang belum mencantumkan kegiatan dan program penilaian dalam RPP

Guru melengkapi RPP

2

Teknik dan Instrumen Penilaian


Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi
persyaratan substansi,  konstruksi, dan bahasa.

Sebagian guru telah melaksanaan penelaahan instrumen penilaian hasil belajar

Sebagian besar guru belum melaksanaan penelaahan instrumen penilaian hasil belajar

Sekolah menyiapkan format penelaahan butir soal dan meminta semua guru melakukan telaah butir soal sebelum diujikan kepada peserta didik
3
Mekanisme dan Prosedur Penilaian
a.   Rancangan penilaian dari silabus yang penjabarannya merupakan bagian RPP
b.    UH,UTS, UAS, UKK dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi Satuan Pendidikan
c.    Penilaian UN dan Usek adalah salah satu syarat kelulusan
d.   Penil hasil belajar kelompok estetika dan kelompok perjasorkes ditentukan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian pendidik
e.    Penil hasil belajar kelompok agama dan akhlag mulya dan kelompok kewarganegaraan dan kepribadian ditentukan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian pendidik dengan memperhatikan hasil ujian sekolah
f.     Kegiatan Ujian Sekolah (menyusun kisi-kisi, mengembangkan instrumen, melaksanakan ujian, mengolah dan menentukan kelulusan, melaporkan hasil ujian)
g.    Penil muatan lokal mengikuti penil kelompok mata pelajaran yang relevan.
h.    Kegiatan pengembangan diri dibuktikan dengan surat keterangan pembina dan KS
i.      Hasil UH harus dikembaliakan kepada siswa sebelum UH berikutnya, yang belum tuntas mengikuti pembel remidi

a.     Rancangan penilaian dari silabus yang penjabarannya merupakan bagian RPP
b.    UH,UTS, UAS, UKK dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi Satuan Pendidikan
c.    Penilaian UN dan Usek adalah salah satu syarat kelulusan
d.   Penil hasil belajar kelompok estetika dan kelompok perjasorkes ditentukan pendidik
e.   Penil hasil belajar kelompok agama dan akhlag mulya dan kelompok kewarganegaraan dan kepribadian ditentukan pendidik
f.     Kegiatan Ujian Sekolah (menyusun kisi-kisi, mengembangkan instrumen, melaksanakan ujian, mengolah dan menentukan kelulusan, melaporkan hasil ujian)
g.    Penil muatan lokal mengikuti penil kelompok mata pelajaran yang relevan.
h.    Kegiatan pengembangan diri dibuktikan dengan nilai pada LHBS
i.      60 % guru memberikan hasil UH kepada siswa sebelum UH berikutnya, yang belum tuntas mengikuti pembel remidi

a.  -
b.    -
c.    -
d.   Penil hasil belajar kelompok estetika dan kelompok perjasorkes  belum sesuai pedoman
e.   Penil hasil belajar kelompok agama dan akhlag mulya dan kelompok kewarganegaraan dan kepribadian belum sesuai pedoman
f.     -
g.    -
h.    Kegiatan pengembangan diri belum dibuktikan dengan surat keterangan
i.      40 % guru belum memberikan hasil UH kepada siswa sebelum UH berikutnya, yang belum tuntas mengikuti pembel remidi

a.      -
b.    -
c.    -
d.   Perlu sosialisasi dan pemahaman kepada guru ttg Penil hasil belajar kelompok estetika dan kelompok perjasorkes
e.   Perlu sosialisasi dan pemahaman kepada guru tt Penil hasil belajar kelompok agama dan akhlag mulya dan kelompok kewarganegaraan dan kepribadian
f.     -
g.    -
h.    Kegiatan pengembangan diri perlu dibuktikan dengan surat keterangan
i.      KS menghimbau guru untuk memberikan hasil UH kepada siswa sebelum UH berikutnya, yang belum tuntas mengikuti pembel remidi

4
Penilaian oleh Pendidik
a.    menginformasikan silabus pada awal semester kepada siswa
b.    Melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, atau bentuk lain
c.     Mengolah hasil penil untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar siswa
d.    Mengembalikan hasil pekerjaan siswa disertai komentar yang mendidik
e.     Memanfaatkan hasil penil untuk perbaikan pembel
f.     Melaporkan hasil belajar siswa setiap akhir semester
a.       menginformasikan silabus pada awal semester kepada siswa
b.      Melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, atau bentuk lain
c.       Mengolah hasil penil untuk mengetahui kemajuan
d.      Mengembalikan hasil pekerjaan siswa
e.       Memanfaatkan hasil penil untuk perbaikan pembel
f.     Melaporkan hasil belajar siswa setiap akhir semester
a.       -
b.      -
c.       Mengolah hasil penil untuk mengetahui kesulitan belajar siswa
d.      Mengembalikan hasil pekerjaan siswa belum disertai komentar yang mendidik
e.       -
f.     -
a.       -
b.      -
c.       Dilaksanakan pendampingan Guru dlm Mengolah hasil penil untuk mengetahui kesulitan belajar siswa
d.      Guru diingatkan untuk memberi komentar yang mendidik saat mengembalikan hasil pekerjaan siswa
e.       -
f.     -
5
Penilaian oleh Satuan Pendidikan
a.     Menentukan KKM melalui rapat dewan pendidik
b.    Mengkoordinasikan pelaks UTS, UAS, UKK
c.    Menentukan kriteria kenaikan kelas melalui rapat dewan pendidik
d.   Menentukan program pembel SKS melalui rapat dewan pendidik
e.    Menentuka penil 4 kelompok mata pelajaran melalui rapat dewan pendidik



f.     Menyelenggarakan US dan menentukan kelulusan sesuai  POS
g.    Melaporkan hasil penil mata pelajaran kepada orang tua/wali dalam bentuk LHBS
h.    Melaporkan pencapaian hasil belajar kepada Disdik kab
i.      Menerbitkan SKHUN
j.      Menerbitkan Ijazah bagi siswa yang lulus
a.   Menentukan KKM melalui rapat dewan pendidik
b.  Mengkoordinasikan pelaks UTS, UAS, UKK
c.  Menentukan kriteria kenaikan kelas melalui rapat dewan pendidik
d.   Sekolah belum menentukan program pembel SKS
e.    Menentuka penil 4 kelompok mata pelajaran oleh pendidik





f.    Menyelenggarakan US dan menentukan kelulusan sesuai  POS
g.   Melaporkan hasil penil mata pelajaran kepada orang tua/wali dalam bentuk  LHBS
h.    Melaporkan hasil kenaikkan dan kelulusan kepada Disdik kab
i.      Menerbitkan SKHUN
j.      Menerbitkan Ijazah bagi siswa yang lulus
a.      


b. 


c. 




d.   Sekolah masih katagori standar dengan pembelajaran system paket
e.    Menentuka penil 4 kelompok mata pelajaran belum melalui rapat dewan pendidik
f.   



g.  





h.    Belum melaporkan hasil pencapaian belajar tiap semester kepada Disdik kab
i.      -
j.      -
a. 


b. 


c. 




d.   Sekolah akan menuju SSN




e.    Menentuka penil 4 kelompok mata pelajaran harus melalui rapat dewan pendidik



f.   



g.  





h.    Sekolah melaporkan hasil pencapaian belajar akhir semester dua kepada Disdik KBB
i.      -
j.      -
6
Penilaian oleh Pemerintah
a.     Penil hasil belajar oleh pemerintah dalam bentuk UN
b.       Hasil UN menentukan kelulusan
a.      Penil hasil belajar oleh pemerintah dalam bentuk UN
b.       Hasil UN menentukan kelulusan
-
-









C.     Analisis  Kondisi Satuan Pendidikan
NO
KOMPONEN
KONDISI IDEAL
KONDISI RIIL
KESENJANGAN
TINDAK LANJUT
1
Peserta Didik
Kemampuan rata-rata intake siswa minimal 7,50
Kemampuan rata-rata intake siswa minimal dibawah 6,00
Kemampuan rata-rata intake siswa masih dibawah 6,00
Pengelolaan Proses pembelajaran ditingkatkan sehingga menghasilkan output yang maksimal dengan nilai murni di atas 6,00
2
Pendidik dan
Tenaga
Kependidikan
100% pendidik berijazah S-1
100 % pendidik memiliki ijazah S-1

Mempermudah dan memberi bantuan kepada guru untuk melanjutkan pendidikan ke S-2
3
Sarana Prasarana
a)  RKB :luas ruang 8x9m, mebel per siswa (mdh diatur),ada LCD tetap



b)Lab TI:ber AC,Komputer 20 unit ,Printer,Laptop,LCD,Hot spot dengan bandwich yang dapat diakses oleh minimal 20 siswa secara bersamaan


c)LabIPA.:memenuhi syarat,administrasi lengkap,bersih berkeramik



d)Perpustakaan:ada kepala perpust,tenaga perpust,ada Sistem Aplikasi  Manajemen  Perpust ,ruang tertata rapi, jumlah buku siswa 100% terpenuhi,perpustakaan digital
a)RKB.:luas 8x9m, mebelair kurang 2 siswa,belum ada LCD
b) Komputer yang berfungsi 8 unit,,LCD masih mobiling dan laptop belum terpenuhi,bandwich kecil/tidak memamdai
c)Lab.IPA : belum memenuhi syarat,belum berkeramik,administrasi kurang lengkap
d)Perputakaan:belum ada kepala perpust, Manajemen perpust manual, Ruang belum tertata rapi,pengadaan buku bertahap, buku-buku baru masih sangat minim
a)Kelas belum ada LCD



b)   TI : Daya listrik,kurang 1200 watt,LCD terpasang tetap,bandwich minimal 1,5MB
c)       
c)Lantai tidak keramik,kurang bersih,administrasi belum tertib



d)Perpust:Kepala Perpust.,Softwar Sistem Aplikasi,Penempatan  buku.


-Untuk jangka 4 th ke depan minimal 33% ruang kelas dipasang LCD
-Menambah daya listrik menjadi 3200 watt,mengajukan bantuan komputer  sehingga  terpenuhi 20 unit,memasang LCD yang permanen









Memanfaatkan Softwar Sistem Aplikasi perpust dari Mahasiswa praktek,Menyiapkan tempat untuk buku-buku, pengadaan buku scr bertahap, perpust digital diprogramkan jangka panjang.
4
Pembiayaan
Terpenuhi biaya pengembangan keunggulan lokal:
a) Sarana prasarana
b) Peserta Didik
c) Pendidik
d) Tenaga Kependidikan

75% siswa kurang mampu

-  Efektifitas dana 75% siswa kurang mampu dengan mengajukan pengusulan beasiswa
-  Kebijakan skala prioritas pendanaan tetap menjadi alternatif pengelolaan dana
5
Program Sekolah
Sekolah memiliki RKJM

Sekolah memiliki RKAS
Sekolah memiliki RKJM

Sekolah memiliki RKAS
-
Lebih disempurnakan sesuai dengan kebijakan Dinas dan menyesuaikan dengan kondisi internal sekolah

D.    Analisis Kondisi Lingkungan Satuan Pendidikan
NO
KOMPONEN
KONDISI IDEAL
KONDISI RIIL
KESENJANGAN
RENCANA TINDAK LANJUT
PELUANG
TANTANGAN
1
Komite/Dewan Sekolah
Komite Sekolah berperan sebagai :
1.      Pemberi pertimbangan
2.      Pendukung finansial dan pemikiran
3.      Pengontrol transparansi dan akuntabilitas
4.      Mediator antara pemerintah dan masyarakat
Fungsi Komite Sekolah :
1.        Komitmen mutu pendidikan
2.        Melakukan kerja sama
3.        Menampung aspirasi
4.        Memberikan masukan dan rekomendasi
5.        Mendorong partisipasi
6.        Menggalang dana
7.        Melakukan evaluasi

·    Komite  sekolah memiliki potensi sebagai nara sumber dalam peningkatan mutu sekolah
·    Komite sekolah memiliki potensi membantu sekolah dalam pemenuhan sarpras yang dibutuhkan  dengan menggalang dana dari masyarakat.
·    Sekolah memprogramkan koordinasi reguler untuk setiap kegiatan dan membiasakan berkoordinasi untuk kegiatan insidental
·    Sekolah mempuyai kewenangan untuk menarik dana dari masyarakat sebagai pendukungan program sekolah

·    Periode kepengurus Komite yang ada hampir selesai
·     Isu dan Peraturan daerah tentang kebijakan pendidikan gratis
·    Komite Sekolah kurang berperan aktif dalam memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi

· Belum tampak ada pengurus baru yang lebih potensial
· Sekolah butuh dana dan komite sekolah dapat menggalang dana masyarakat namun kebijakan daerah mengharapkan yang berbeda
· Komite sekolah belum bisa selalu hadir dalam setiap koordinasi dan kegiatan sekolah
· Sekolah mempunyai kewenangan untuk menarik dana dan Komite Sekolah dapat menggalang dana, namun kebijakan tentang pendidikan gratis meghambatnya

·      Masih mempertahankan pengurus komite yang potensial,mengganti yang kurang potensial
·      Mengundang unsur komite sekolah yang berpotensi sebagai nara sumber dalam peningkatan mutu sekolah, Wakil kepala Sekolah Bidang Kurikulum
·      Mengundang pemerintah Daerah untuk duduk bersama dalam menyukseskan program sekolah yang membutuhkan dana dari masyarakat Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas
  •  
2
Dewan Pendidikan
Dewan Pendidikan berperan sebagai mitra kerja sekolah

Dan berfungsi sebagai wadah kegiatan sekolah
(Perlu checking di Keputusan Mendiknas No 044/U/2002, Lamp 1 Butir A.1.1)
Sekolah menerapkan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah

Sekolah mempunyai link yang bisa mendukung terlaksananya program

Keberadaan Dewan Pendidikan kurang disosialisasikan di sekolah-sekolah

Dewan Pendidikan belum berperan dalam kegiatan sekolah


Tidak semua anggota sekolah mengerti tentang keberadaan Dewan Pendidikan

Dewan Pendidikan tidak pernah dilibatkan dalam kegiatan sekolah
Mensosialisasikan peran dan fungsi Dewan Pendidikan pada anggota sekolah,  Waka Humas

Mengundang Dewan Pendidikan sebagai salah satu nara sumber dalam penyusunan program sekolah,  Waka Humas
3
Dinas Pendidikan


Dinas Pendidikan berperan sebagai :
1.Pemberi pertimbangan
2.Pendukung pemikiran dan kegiatan
3.Penyelenggara pelatihan dan kompetisi
4.Pengontrol transparansi dan akuntabilitas
5Mediator antara sekolah dengan PEMDA

Dinas Pendidikan berfungsi sebagai:
1.Komintmen mutu pendidikan
2.Memberikan masukan dan rekomendasi
3.Melakukan pelatihan dan kompetisi
4.Melakukan evaluasi

Sekolah selalu mengundang  Dinas Pendidikan sebagai nara sumber di setiap kegiatan

Sekolah selalu melibatkan Dinas Pendidikan di setiap kegiatan

Sekolah selalu melaporkan semua kegiatan


Dinas Pendidikan kurang memaksimalkan peran dan fungsinya

Dinas Pendidikan kurang memberikan kontribusi pendanaan untuk pembinaan siswa dan guru berprestasi yang menjadi duta Kabupaten
Sekolah tidak mempunyai wewenang untuk dapat memaksimalkan peran dan fungsi Dinas Pendidikan

Sekolah tidak mempunyai akses untuk bisa memperoleh dukungan dana pembinaan
Mengundang PEMDA dan Dinas Pendidikan untuk bisa bersama-sama menyukseskan siswa dan guru yang menjadi duta daerah yang membutuhkan partisipasi dana dan pembinaan,  Waka Kurikulum dan Waka Humas.
4
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP)
LPMP berperan sebagai:
1.Pelaksana model-model pembelajaran
2.Fasilitator pembelajaran
3.Nara sumber informasi pendidikan

LPMP  berfungsi sebagai:
1.Komitmen Mutu Pendidikan
2.Merancang model pembelajaran
3.Mengadakan pelatihan
4.Melakukan kerjasama
5.Melakukan evaluasi
Sekolah selalu memprogramkan pendampingan untuk guru matapelajaran

Sekolah selalu memprogramkan in house training terkait dengan pembelajaran dan pemanfaatan tehnologi informasi setiap tahun nya
LPMP kurang aktif  dalam menjalankan peran dan fungsinya di sekolah

LPMP kurang selalu meng up date informasi terkait dengan kurikulum


Sekolah selalu bekerjasama dengan Perguruan Tinggi dalam program pendampingan guru matapelajaran

LPMP sebagai lembaga yang mestinya dekat dengan sekolah, tetapi justru tidak semua anggota sekolah tahu dengan pasti fungsi dan peran LPMP
Mengundang LPMP, dan Perguruan Tinggi sebagai nara sumber pembelajaran, Waka Kurikulum

Mengundang LPMP, Perguruan Tinggi, Dinas Pendidikan, dan Pemda untuk komitmen bersama menyukseskan program sekolah yang membutuhkan pendukungan dana dan kebijakan


5
Musyawarah Kerja Kepala Sekolah, (MKKS)
MKKS berperan sebagai:
1.Pemberi Pertimbangan
2.Pendukung pemikiran
3.Mediator antara sekolah dan Dinas Pendidikan dan Pemda

MKKS berfungsi sebagai:
1.Komitmen mutu pendidikan
2.Melakukan kerjasama
3.Memberikan masukan dan rekomendasi
Sekolah berperan aktif dalam kegiatan dan kepengurusan MKKS

Sekolah menjadi alamat sekretariat MKKS



6
Musyawarah Guru Mata Pelajaran, (MGMP) Kabupaten
MGMP Kabupaten berperan sebagai:
1.Pelaksana kegiatan pengembangan guru matapelajaran
2.Pendukung pemikiran
3. Mediator antara guru matapelajaran dengan MKKS, Dinas Pendidikan, dan LPMP

MGMP Kabupaten berfungsi sebagai:
1.Komitmen mutu pendidikan
2.Melakukan pertemuan rutin pada hari MGMP
3.Melakukan kerjasama
4.Melakukan lesson study
5.Melakukan evaluasi
Sekolah mempunyai MGMP sekolah dan memberikan dukungan dana untuk kegiatan MGMP

Sekolah memberikan satu hari MGMP
Belum semua MGMP Kabupaten berperan maksimal/ aktif

Adanya kecenderungan hari MGMP sebagai hari libur guru
Tidak ada kebijakan yang mengikat dan mengharuskan guru matapelajaran tergabung dalam MGMP Kabupaten

MGMP Kabupaten kurang mempunyai program yang jelas dan kurang adanya sosialisasi program MGMP ke sekolah.

Sekolah masih membatasi jumlah guru yang bisa aktif dalam MGMP Kabupaten

Kurangnya Komitmen MGMP adalah libur kelas yang dimanfaatkan untuk pengembangan pembelajaran
Mengundang MKKS, Dias Pendidikan, LPMP, dan Pemda untuk ikut menyukseskan program MGMP Kabupaten yang membutuhkan dukungan dana dan kebijakan, Waka Humas

Mengundang MGMP sekolah untuk menyusun program dan pengembangan pembelajaran serta komitmen bersama untuk hari MGMP adalah bukan libur kelas yang dimanfaatkan untuk pengembangan diri,Waka Kurikulum



BAB III
PENUTUP


A.       Kesimpulan
1.    Hasil analisis konteks SMPN 1 Cipongkor ini adalah potret nyata dan menjadi tantangan ke depan dalam mengembangkan kurikulum sesuai dengan Standar nasional Pendidikan
2.    Kondisi Riil SMPN 1 Cipongkor dalam upaya mencapai delapan standar nasional pendidikan harus segera diadakan perbaikan dan penyempurnaan sebagai langkah tindak lanjut yang solutif sebagai upaya menuju sekolah yang berstandar nasional.
3.    Harus segera ditindaklanjuti kepada pihak pengambil kebijakan dalam rangka perbaikan dan optimalisasi program pengembangan sekolah ke depan.

B. Rekomendasi
1.    Para pemangku kebijakkan sekolah untuk segera berkoordinasi demi perbaikan komponen-komponen standar nasional pendidikan yang ditemukan masih belum maksimal pelayanannya
2.    Komite sekolah untuk dapat merangkul semua warga masyarakat agar bersama-sama lebih peduli kepada keberadaan SMPN 1 Cipongkor
3.    Dinas Pendidikan Prov. Jawa Barat, Disdikpora Kab. Bandung Barat, untuk lebih memprioritaskan bantuan untuk komponen-komponen dalam standar nasional pendidikan yang belum terpenuhi, berupa bantuan materi maupun softskill