(PAKEM)
SEBAGAI SALAH SATU
ALTERNATIF
MODEL PEMBELAJARAN YANG
SOLUTIF
Disusun
Oleh:
ADHYATNIKA
GEUSAN ULUN, S.PD., M.Pd
NIP.
197108061999031099
Pendahuluan
Selama ini para guru masih dan terus mencari model pembelajaran
yang efekif guna melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran
masing-masing, sehingga timbulah beberapa pertanyaan di benak para guru seperti
di bawah ini:
- Cara terbaik apakah yang paling
efektif untuk menyampaikan berbagai konsep di dalam mata pelajaran yang
diajarkan, sehingga semua siswa dapat menggunakan dan mengingatnya lebih
lama konsep tersebut ?.
- Bagaimana membangun suatu pemahaman
yang utuh tentang konsep pembelajaran?.
- Komunikasi apakah yang efektif
sehingga guru dengan siswa dapat berinteraksi tentang apa yang dipelajari
?
- Bagaimana cara untuk membuka suatu
wawasan berfikir siswa sehingga mereka mampu mengaitkan dengan pengalaman
nyata sehari-hari dengan apa yang mereka pelajari di kelas ?
Pertanyaan
di atas sangat berbading lurus dengan permasalahan yang dihadapi pemerintah ,
seperti :
1. Ketersediaan
pendidik dan tenaga kependidikan serta kesejahteraannya yang belum memadai baik
secara kuantitas maupun kualitas,
2. Prasarana
dan sarana belajar yang terbatas dan belum didayagunakan secara optimal,
3. Pendanaan
pendidikan yang belum memadai untuk menunjang mutu pembelajaran, serta
4. Proses
pembelajaran yang belum efisien dan efektif.
Sementara
kualifikasi pendidik seperti tertera dalam data tahun 2003-2004 di bawah ini:
Rasio
pendidikan, berdasarkan data tahun 2003/2004
Pengertian PAKEM
PAKEM
adalah Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Disamping
metodologi pembelajaran dengan nama atau sebutan “PAKEM”, muncul pula nama yang
dikeluarkan di daerah Jawa Tengah dengan sebutan “PAIKEM Gembrot” dengan
kepanjangan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan,
Gembira dan Berbobot. Disamping itu melalui program Workstation P4TK-BMTI
Bandung tahun 2007, di Jayapura muncul pula sebutan “Pembelajaran MATOA”
(diambil dari buah Matoa), kepanjangan Menyenangkan Atraktif Terukur Orang
Aktif, yang artinya Pembelajaran yang menyenangkan, Guru dapat menyajikan
dengan atraktif/menarik dengan hasil terukur sesuai yang diharapkan
siswa(orang) belajar secara aktif .
Aktif
dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana
sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan
gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam
membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran
ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting
dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu
untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru
menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat
kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan
sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu
curah perhatiannya tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah
terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah
cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang
harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab
pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika
pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka
pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif adalah
kemampuan untuk menciptakan, mengimajinasikan, melakukan inovasi, dan melakukan
hal-hal yang artistik lainnya. Dikarakterkan dengan adanya keaslian dan hal
yang baru. Dibentuk melalui suatu proses yang baru. Memiliki kemampuan untuk
menciptakan. Dirancang untuk mesimulasikan imajinasi.
Kreatifitas adalah sebagai kemampuan (berdasarkan data dan informasi yang tersedia) untuk memberikan gagasan-gagasan baru dengan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, yang menekankan pada segi kuantitas, ketergantungan dan keragaman jawaban dan menerapkannya dalam pemecahan masalah.
Ciri-ciri Kepribadian Kreatif
Berdasarkan survei kepustakaan
oleh Supriadi (1985) mengidentifikasi 24 ciri kepribadian kreatif yaitu:
1. terbuka terhadap pengalaman baru,
2. fleksibel dalam berfikir dan merespons;
3.
bebas dalam menyatakan pendapat dan perasaan;
4. menghargai fantasi;
5. tertarik kepada kegiatan-kegiatan kreatif;
6. mempunyai pendapat sendiri dan tidak mudah
terpengaruh oleh orang lain;
7.
mempunyai rasa ingin tahu yang besar;
8. toleran terhadap perbedaan pendapat dan
situasi yang tidak pasti;
9. berani mengambil risiko yang diperhitungkan;
10. percaya diri dan mandiri;
11. memiliki tanggung jawab dan komitmen kepada
tugas;
12. tekun dan tidak mudah bosan;
13. tidak kehabisan akal dalam
memecahkan masalah;
14. kaya akan inisiatif;
15. peka terhadap situasi lingkungan;
16. lebih berorientasi ke masa kini dan masa
depan dari pada masa lalu;
17. memiliki citra diri dan stabilitas emosional
yang baik;
18. tertarik kepada hal-hal yang
abstrak, kompleks, holistik dan mengandung teka-teki;
19. memiliki gagasan yang
orisinal;
20. mempunyai minat yang luas;
21. menggunakan
waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat dan konstruktif bagi pengembangan diri;
22. kritis terhadap pendapat
orang lain;
23. senang mengajukan pertanyaan
yang baik; dan
24. memiliki kesadaran etik-moral dan estetik
yang tinggi.
Sedangkan Kirton (1976)
membedakan ciri kepribadian kreatif kedalam dua gaya berfikir : Adaptors dan innovators. Kedua gaya
tersebut merupakan pendekatan dalam mengahadapi perubahan. Adaptors mencoba membuat sesuatu lebih baik, menggunakannya, ada
yang menggunakan metode, nilai, kebijakan, dan prosedur. Mereka percaya pada
standar dan konsesus yang diterima sebagai petunjuk dalam pengembangan dan
implementasi ide-ide baru. Sedangkan innovators
suka merekonstruksi masalah, berpikir .
Mencermati pandangan pertama,
yang mengartikan kreativitas sebagai kemampuan, maka yang dimaksud kemampuan di
sini adalah kemampuan menggunakan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dilandasi
oleh fakta dan informasi yang akurat dalam memecahkan atau mengatasi suatu
masalah, dengan demikian kreativitas dalam pengertian kemampuan hanya mencakup
dimensi kognitif. Ciri-ciri kreativitas tersebut belum sepenuhnya menjadi tolok
ukur seseorang dapat disebut kreatif. Ciri lain yang harus dikembangkan yaitu
ciri afektif menyangkut sikap dan perasaan seseorang, antara lain motivasi
untuk berbuat sesuatu.
Beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam PAKEM
Active Learning,
Proses belajar dapat dikatakan
active learning dengan mengandung :
1. Komitmen
(Keterlekatan pada tugas),
Berarti,
materi, metode dan strategi pembelajaran bermanfaat untuk siswa(meaningful),
sesuai dengan kebutuhan siswa (relevant) dan bersifat pribadi (personal)
2. Tanggung
jawab (Responsibility),
Merupakan suatu
proses belajar yang memberi wewenang pada siswa untuk krtitis, guru lebih
banyak mendengar daripada bicara, menghormat ide-ide siswa, memberi pilihan dan
memberi kesempatan pada siswa untuk memutuskan sendiri
3. Motivasi,
Motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik, dengan lebih mengembangkan motivasi intrinsik
siswa agar proses belajar yang ditekuninya muncul berdasarkan, minat dan
inisiatif sendiri, bukan karena dorongan lingkungan atau orang lain.
Motivasi
belajar siswa akan meningkat karena ditunjang oleh pendekatan belajar yang
dilakukan guru lebih dipusatkan kepada siswa (Student centred approach), guru
tidak hanya menyuapi atau menuangkan dalam ember, tetapi menghidupkan api yang
menerangi sekelilingnya, dan bersikap positif kepada siswa.
Active learning bisa dibangun oleh
seorang guru yang gembira,tekun dan setia pada tugasnya, bertanggung jawab,
motivator yang bijak, berpikir positif, terbuka pada ide baru dan saran dari
siswa atau orang tuanya/masyarakat, tiap hari energinya untuk siswa supaya
belajar kreatif, selalu membimbing, seorang pendengar yang baik, memahami
kebutuhan siswa secara individual, dan mengikuti perkembangan pengetahuan.
Penyajian Pembelajaran,
Penyajian dalam pembelajaran ini
dapat dilakukan dengan, pemecahan masalah, curah pendapat, belajar dengan
melakukan (learning by doing),menggunakan banyak metode yang disesuaikan dengan
kontek, kerja kelompok.
Para siswa menyelesaikan permasalahan, menjawab pertanyaan-pertanyaan, memformulasikan pertanyaan-pertanyaan menurut mereka sendiri, mendiskusikan, menerangkan, melakukan debat, curah pendapat selama pelajaran di kelas, dan pembelajaran kerjasama, yaitu para siswa bekerja dalam tim untuk mengatasi permasalahan dan kerja proyek yang telah dikondisikan dan diyakini agar terjadi ketergantungan yang positif dan tanggung jawab individu yang mendalam.
Para siswa menyelesaikan permasalahan, menjawab pertanyaan-pertanyaan, memformulasikan pertanyaan-pertanyaan menurut mereka sendiri, mendiskusikan, menerangkan, melakukan debat, curah pendapat selama pelajaran di kelas, dan pembelajaran kerjasama, yaitu para siswa bekerja dalam tim untuk mengatasi permasalahan dan kerja proyek yang telah dikondisikan dan diyakini agar terjadi ketergantungan yang positif dan tanggung jawab individu yang mendalam.
Untuk keberhasilan dalam
kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan, sebelumnya siswa
dilatih cara konsentrasi, ketelitian, kesabaran, ketekunan, keuletan ,
peningkatan daya ingat serta belajar dengan metode bayangan. Disamping itu
siswa dapat melakukan “SSN” (Senyum, Santai dan Nikmat) yang artinnya siswa
dapat melakukan dengan senyum (dalam hati) berarti senang dalam proses kegiatan
pembelajaran, Santai berarti siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran tidak
tegang/stress serta siswa dapat menikmati kegiatan pembelajaran. Dengan proses
tersebut akhirnya siswa dapat menguasai materi sesuai yang diharapkan dengan
benar.
Latihan ini dapat dilakukan
dengan berbagai macam cara atau dalam bentuk permainan (games), misalnya menghitung
huruf “a” pada satu (lebih) paragrap dengan beberapa kalimat, latihan
membayangkan diri sendiri
Disamping itu Guru harus selalu
memberikan motivasi kepada semua siswa bahwa pelajaran tidak ada yang sulit,
semua siswa akan mampu menguasai materi tersebut dengan baik. Hindarilah
menakut-nakuti atau menyampaikan, bahwa pelajarannya sangat sulit, hal ini akan
mengurangi motivasi siswa untuk belajar, seolah-olah kemampuan otaknya tidak
mampu untuk menerimanya/seolah-olah otaknya tertutup untuk menerimanya, karena
pelajaran sangat dipandang sulit. Dan berbagai cara/metode permainan yang dapat
bermanfaat bagi perkembangan kemampuan otak siswa.
Secara
garis besar, gambaran PAKEM adalah sebagai berikut:
Siswa terlibat dalam berbagai
kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan
pada belajar melalui berbuat.
- Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara
membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber
belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok
bagi siswa.
- Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku
dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
- Guru menerapkan cara mengajar yang lebih
kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
- Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya
sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan
melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
Langkah-langkah
penting dalam penerapan PAKEM
1. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada
dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak
kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan
Indonesia – selama mereka normal – terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua
sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis
dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita
olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan, tersebut.
Suasana pembelajaran dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru
mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan,
misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.
2. Mengenal anak secara perorangan
Para
siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan
yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Menyenangkan, dan Efektif)
perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan
pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang
sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang
memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah
(tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat
kesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal.
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai
makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau
berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian
belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja
berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan
menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti
ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian,
anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya
berkembang.
4. Mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya
hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir
kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk
melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis
dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada
diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya,
antara lain dengan sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan
yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika
…” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang
umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang
menarik
Ruang
kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil
pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu.
Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk
bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan
dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat
berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan
sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata
dengan baik, dapat membantu guru dalam PEMBELAJARAN karena dapat dijadikan
rujukan ketika membahas suatu masalah.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan
(fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan
belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga
sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber
belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan
menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan
dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan
lingkungan dapat men-gembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan
seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis,
mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan
kegiatan belajar
Mutu
hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian
umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara
guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada
kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara
santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi
tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan
siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan
pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya
sekedar angka.
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak
guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja
dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk
saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM.
Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya,
mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan
tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya
perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut
dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab
rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari
temannya.
Berkembangnya
rasa takut sangat bertentangan dengan ‘PAKEMenyenangkan.’
Pelaksanaan
PAKEM sebagai salah satu alternatif
model pembelajaran
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan
berbagai kegiatan yang terjadi selama PEMBELAJARAN. Pada saat yang sama,
gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk
menciptakan keadaan tersebut. Berikut tabel beberapa contoh kegiatan
pembelajaran dan kemampuan guru.
Kemampuan Guru
|
Pembelajaran
|
Guru
menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam.
|
Sesuai
mata pelajaran, guru menggunakan, misal:
Alat
yang tersedia atau yang dibuat sendiri
Gambar
Studi
kasus
Nara
sumber
Lingkungan
|
Guru
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan.
|
Siswa:
Melakukan
percobaan, pengamatan, atau wawancara
Mengumpulkan
data/jawaban dan mengolahnya sendiri
Menarik
kesimpulan
Memecahkan
masalah, mencari rumus sendiri
Menulis
laporan/hasil karya lain dengan kata-kata sendiri
|
Guru
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara
lisan atau tulisan.
|
Melalui:
Diskusi
Lebih
banyak pertanyaan terbuka
Hasil
karya yang merupakan pemikiran anak sendiri
|
Guru
menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa.
|
Siswa
dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu)
Bahan
pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut.
Tugas
perbaikan atau pengayaan diberikan
|
Guru
mengaitkan PEMBELAJARAN dengan pengalaman siswa sehari-hari.
|
Siswa
menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri.
Siswa
menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
|
Menilai
PEMBELAJARAN dan kemajuan belajar siswa secara terus menerus.
|
Guru
memantau kerja siswa
Guru
memberikan umpan balik
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar